Selasa, 22 September 2009

Bisakah Aku??

Hujan terus menerus liburan jadi nggk seru rencana pergi ke luar kota nggk jadi ,akhirnya hanya berdiam dikamar dgn dingin menyusup... apa yg harus diperbuat akhirnya membaca dan membaca sesuatu yg berrati , Lagi stuck mikirin yg namanya bisnis , lagi broken mikirin yg namanya kekasih , lagi bete mikirin yang namanya family , ohohoho semnagat hilang sirna ,, tapi beberapa penggalan kalimat dari kitab bhagawangitta membutku termenung ,, dan aku bertanya tanya bisakah aku seperti itu totaly ?? aku merasa sudah melakukannya sedikit demi sedikit meski tidak sempurna , terhadap semua kehidupan yg berinteraksi denganku.. tertulis . mungkin aku harus belajar lebih iklas..

Beberapa penggalan kalimatnya sbb:

17. Seseorang yang tidak bergembira, tidak membenci, tidak bersedih, tidak bernafsu (berangan-angan untuk memiliki atau menikmati sesuatu), yang mempersembahkan buah dari kebaikan dan keburukan - pemujaKu yang setia adalah yang Kukasihi.
Seseorang yang tak berambisi untuk diri-pribadinya sendiri dan tak mengharapkan apapun juga dari segala tindakan-tindakannya, baik secara fisik, mental maupun spiritual dan material; yang tegas, peka, ahli dan bekerja dengan cekatan demi kebenaran dan hal-hal yang positif; yang secara cepat mengambil keputusan dalam suatu keadaan darurat, dan yang selalu memasrahkan hasil dari setiap keputusan dan perbuatannya baik yang buruk maupun yang baik kepadaNya semata, tidak akan mempunyai rasa takut untuk menghadap masa depan dan semua yang dihadapiNya. Yang tak mementingkan atau menginginkan sesuatu dan tak bersedih hati untuk apapun yang dihadapinya adalah yang "dikasihiNya," yang dikasihi oleh Sang Kreshna. Andaikan sang pemuja yang penuh dedikasi dan kesetiaan ini sudah mempersembahkan dirinya secara total sebagai alat kepada Yang Maha Esa, maka sang alat ini lalu sadar bahwa ia seharusnya berkewajiban untuk dipergunakan oleh Yang Maha Esa sesuai dengan kehendakNya, apapun kehendakNya itu, dan semua hasil pekerjaan yang dilakukannya bukan miliknya tetapi milik Yang Maha Menentukan, jadi lalu apa lagi yang harus disedihkan dan apa lagi yang harus digembirakan? Apa lagi yang harus membuatnya marah, benci atau dendam dan bebagainya? Tidak ada lagi! Semua adalah pekerjaanNya, dan semua adalah alat-alatNya semata yang memainkan peranannya masing-masing di dunia ini; dalam kehidupan kita ini! Semakin ia sadar akan hal ini, semakin dikasihi ia olehNya, Yang Maha Pengasih dan berbahagialah ia yang merasa dikasihi dan dilimpahi oleh kasih Yang Maha Kuasa, karena mencapai status ini tidaklah mudah dan boleh dikatakan amat langka dalam dunia yang penuh dengan ilusi duniawi ini. Yang Maha Esa Sendiri sebenarnya Amat Pengasih, terserah pada kita ingin mendapatkan limpahan kasihNya yang bersinar terus secara sama rata untuk setiap makhluk-makhlukNya, atau terserah kita untuk menolak kasih ini dan lebih erat lagi merangkul nafsu-nafsu duniawi kita dan terikat erat kepada nafsu-nafsu ini.

18. (Seseorang) yang bersikap sama terhadap seorang teman atau seorang musuh, sama terhadap dingin dan panas, terhadap kenikmatan dan penderitaan, bebas dari keterikatan,
19. Menerima secara sama rata pujian dan fitnah, bersikap diam, merasa cukup dengan apa yang diterimanya, tak memiliki rumah, berpikiran stabil, ia pemujaKu yang setia, adalah orang yangKu kasihi.
Andaikan seseorang bersikap sama terhadap semua kejadian yang menimpanya, seperti senang dan susah, pujian atau hinaan, panas atau dingin, dan merasa semua itu sama saja kadarnya, dan selalu merasa cukup dengan apa yang melandanya dan apa yang diterimanya dan menganggapnya sebagai pemberianNya jua, maka orang suci semacam ini adalah orang yang dikasihiNya. Andaikan ia tenang dan damai dalam menghadapi segala sesuatu dan menyebarkan kedamaian ini pada orang-orang di sekitarnya dan pada dirinya secara senantiasa, maka jadilah ia seorang mauni (yang tenang dan damai secara lahir dan batin). Andaikan ia merasa tak memiliki rumah atau tempat-tinggal (aniketah), yaitu dengan kata lain berarti ia merasa dunia ini bukan milik atau rumahnya yang sejati, tetapi ia hanya seorang musafir yang sedang melakukan perjalanannya (yatra) demi suatu kewajiban yang disandangnya demi Yang Maha Esa, dan merasa bahwa rumah atau tempat-tinggalnya yang abadi ada di dalam Sang Kreshna, Yang Maha Esa, maka jadilah ia seorang yang paling dikasihi oleh Sang Kreshna, dan manusia suci semacam ini selalu tersenyum penuh arti dalam segala tindakannya; ia selalu bersikap tenang-tenang saja penuh arti.

20. Mereka, yang benar-benar memuja dharma (hukum) yang abadi ini, seperti yang diajarkan ini, dan penuh dengan iman, mempercayaiKu sebagai Yang Maha Agung dan Suci -- mereka, para pemujaKu, adalah yangKu kasihi.
Dan seorang pemuja yang tulus yang memuja dan menjalani dharma atau hukum yang diajarkan Sang Kreshna ini, yang adalah suatu bentuk dharma yang abadi dan tak akan pernah sirna sepanjang masa, dan yang mengantarkan kita semua kepada tujuan Yang Agung dan Suci, yaitu Sang Kreshna atau Yang Maha Esa itu Sendiri; pemuja semacam ini adalah yang dikasihiNya. Jelas sudah pesan-pesan Sang Kreshna untuk kita semuanya. Om Tat Sat.
Dalam Upanishad Bhagavat Gita, Ilmu Pengetahuan Yang Abadi, Karya-Sastra Yoga, dialog antara Sang Kreshna dan Arjuna, maka bob ke dua-belas ini disebut:
Bhakti Yoga Atau Ilmu pengetahuan Tentang Dedikasi

to be continued : bab XIII

akan disambung lagi yach lain waktu ......